SEJARAH
PERGERAKAN MAHASISWA
Dalam Sejarah peradaban bangsa Indonesia,
ada beberapa catatan peristiwa yang layak kita pandang sebagai awal mula pergerakan
mahasiswa ditanah air dari mulai munculnya Kebangkitan
Nasional hingga Tragedi 1998.
1. Era 1908
Pada masa itu, mahasiswa -
mahasiswa dari lembaga pendidikan STOVIA mendirikan sebuah wadah pergerakan
pertama di Indonesia yang bernama Boedi Oetomo, dimana didirikan di Jakarta
pada tanggal 20 Mei 1908. Pada masa ini dijadikan pula Hari Kebangkitan
Nasional. Organisasi ini berdiri berawal dari kegiatan akademis berupa diskusi
rutin yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa Indonesia yang belajar di STOVIA
antara lain Soetomo, Goenawan Mangoenkoesoemo, Goembrek, Saleh, dan Soeleman.
Melalui diskusi itulah mahasiswa - mahasiswa tersebut mulai memikirkan nasib
masyarakat Indonesia yang makin memprihatinkan ditengah kondisi penjajahan dan
selalu dianggap bodoh oleh Belanda, disamping itu diperparah dengan kondisi
para pejabat pemerintahan pada saat itu dari kalangan pribumi yang justru makin
menindas rakyatnya demi kepentingan pribadi dan kelanggengan jabatannya.
2. Era 1928
Pada masa ini mahasiswa membentuk
kelompok studi. Pertama, adalah Kelompok Studi Indonesia (Indonesische Studie-club) yang dibentuk
di Surabaya pada tanggal 29 Oktober 1924 oleh Soetomo. Kedua, Kelompok Studi Umum (Algemeene
Studie-club) direalisasikan oleh para nasionalis dan mahasiswa Sekolah Tinggi
Teknik di Bandung yang dimotori oleh Soekarno pada tanggal 11 Juli 1925.Kemudian pada tahun 1926,
terbentuklah organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang
merupakan organisasi yang berusaha untuk menghimpun seluruh mahasiswa di
Indonesia dan lebih menyuarakan yang namanya wawasan kebangsaan dalam diri mahasiswa.
Hal tersebutlah yang kemudian mereka realisasikan dengan menyelenggarakan
sebuah kongres paling bersejarah dalam dunia kepemudaan mahasiswa di tanah air.
Yaitu Kongres Pemuda II yang berlangsung di Jakarta pada 26-28 Oktober 1928
yang kemudian menghasilkan sumpah pemuda yang sangat bersejarah tersebut.
3. Era 1945
Periode ini merupakan periode
yang sangat penting dalam sejarah bangsa Indonesia, peran pemuda mahasiswa juga
tidak lepas dan terlihat sangat vital dalam mewujudkan suatu misi besar bangsa
Indonesia pada saat itu yaitu melepaskan diri dari belenggu pejajahan atau
merebut kemerdekaan. Kondisi pergerakan mahasiswa pada saat itu tidak semudah
pada periode - perode sebelumnya. Secara umum kondisi pendidikan maupun
kehidupan politik pada zaman pemerintahan Jepang jauh lebih represif
dibandingkan dengan kolonial Belanda, antara lain dengan melakukan pelarangan
terhadap segala kegiatan yang berbau politik, dan hal ini ditindak lanjuti dengan
membubarkan segala organisasi pelajar dan mahasiswa, termasuk partai politik,
serta insiden kecil di Sekolah Tinggi Kedokteran Jakarta yang mengakibatkan
mahasiswa dipecat dan dipenjarakan. Praktisnya, akibat kondisi yang vacuum
tersebut, maka mahasiswa kebanyakan akhirnya memilih untuk lebih mengarahkan
kegiatan dengan berkumpul dan berdiskusi, bersama para pemuda lainnya terutama
di asrama-asrama. Tiga asrama yang terkenal dalam sejarah, berperan besar dalam
melahirkan sejumlah tokoh, adalah Asrama Angkatan Baru Indonesia, Asrama
Masiswa Kedokteran dan Asrama Indonesia Merdeka. Tokoh-tokoh inilah yang
nantinya menjadi cikal bakal generasi 1945, yang menentukan kehidupan bangsa.
Salah satu peran angkatan muda
1945 yang bersejarah, dalam kasus gerakan kelompok bawah tanah yang antara lain
dipimpin oleh Chairul Saleh dan Soekarni saat itu, yang terpaksa menculik dan mendesak
Soekarno dan Hatta agar secepatnya memproklamirkan kemerdekaan, peristiwa ini
dikenal kemudian dengan peristiwa Rengasdengklok.
4. Era 1966
- Dikenal dengan istilah angkatan
66, gerakan ini merupakan awal kebangkitan gerakan mahasiswa secara nasional,
dimana sebelumnya gerakan-gerakan mahasiswa masih bersifat kedaerahan.
- Munculnya banyak partai politik
- Persaingan antara
Soekarno-Militer
- Mahasiswa melakukan demonstrasi
besar-besaran menuntut TRITURA : membubarkan PKI, menurunkan harga sembako,
penyederhanaan Kabinet Dwikora.
- Dukungan terhadap gerakan
mahasiswa mulai menagalir (parpol,ormas,kostrad)
- HMI, GMKI, PMII, CMGI, dan KAMI didirikan : Tarik-menarik kepentingan antara underbow partai politik
atau independensi.
- 11 Maret 1966 dikeluarkan
Supersemar : Soeharto sebagai penguasa keadaan darurat. PKI dibubarkan.
- Aktivis yang sangat terkenal pada
masa ini yaitu Soe Hok Gie. Beliau menentang kediktatoran berturut-turut dari
Presiden Soekarno dan Soeharto.
5. 1974
Periode ini sangat berbeda sekali dengan periode sebelumnya di tahun 1966,
dimana pada masa pergerakan mahasiswa tahun 1966 mahasiswa melakukan afiliasi
dengan pihak militer dalam menumpas PKI. Pada periode 1974 ini, mahasiswa
justru berkonfrontasi dengan pihak militer yang mereka anggap telah menjadi
alat penindas bagi rakyat.
6. Periode
NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus/ Badan Koordinasi Kampus) 1977-1978
Pada masa inilah pergerakan
mahasiswa mulai dimatikan peran dan fungsinya oleh pemerintah, yaitu sejak
terpilihnya Soeharto untuk yang ketiga kalinya melalui Pemilihan Umum. Maka
guna meredam sikap ktiris mahasiswa terhadap pemerintah dan untuk
mempertahankan status quo pemerintahan maka dikeluarkanlah NKK. Konsep ini
mencoba mengarahkan mahasiswa hanya menuju pada jalur kegiatan akademik, dan
menjauhkan dari aktivitas politik karena dinilai secara nyata dapat
membahayakan posisi rezim. Menyusul diadakannya konsep NKK tersebut maka
pemerintah melakukan tindakan pembekuan terhadap beberapa organisasi Dewan
Mahasiswa di beberapa kampus di Indonesia yang kemudian diganti dengan
membentuk struktur organisasi baru yang disebut BKK. Kebijakan BKK itu secara
implisif sebenarnya melarang dihidupkannya kembali Dewan Mahasiswa, dan hanya
mengijinkan pembentukan organisasi mahasiswa tingkat fakultas (Senat Mahasiswa
Fakultas-SMF) dan Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas (BPMF). Sehingga praktis,
kondisi kehidupan mahasiswa dalam melakukan pergerakan politik menjadi lumpuh.
Yang kemudian akhirnya menjadi titik jatuhnya mahasiswa.
7. 1990
Memasuki
awal tahun 1990-an, kebijakan NKK/BKK dicabut dan sebagai gantinya keluar
Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan (PUOK). Melalui PUOK ini ditetapkan bahwa
organisasi kemahasiswaan intra kampus yang diakui adalah Senat Mahasiswa
Perguruan Tinggi (SMPT), yang didalamnya terdiri dari Senat Mahasiswa Fakultas
(SMF) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
Gerakan yang
menuntut kebebasan berpendapat dalam bentuk kebebasan akademik dan kebebasan
mimbar akademik di dalam kampus pada 1987 - 1990
sehingga akhirnya demonstrasi bisa dilakukan mahasiswa di dalam kampus
perguruan tinggi. Saat itu demonstrasi di luar kampus termasuk menyampaikan
aspirasi dengan longmarch ke DPR/DPRD tetap terlarang.
8. 1998
Gerakan 1998
menuntut reformasi dan dihapuskannya "KKN" (korupsi, kolusi
dan nepotisme) pada 1997-1998, lewat pendudukan gedung DPR/MPR
oleh ribuan mahasiswa, akhirnya memaksa Presiden Soeharto melepaskan jabatannya. Atas berbagai
tekanan yang terjadi itulah akhirnya pada tanggal 21 Mei 1998 pukul
09.00, presiden RI pada saat itu, yaitu Soeharto resmi mengundurkan
diri, dan kemudian menyerahkan jabatannya ke wakil presidennya yaitu
Prof.BJ Habibie. Namun hal tersebut tidak serta merta membuat masyarakat puas, karena
mereka masih menganggap bahwa Habibie merupakan antek orde baru.
Peristiwa terus berlanjut hingga menjelang akhir tahun, yaitu ketika
sidang istimewa MPR digelar pada bulan November. Mahasiswa terus
melakukan perlawanan terhadap pemerintahan Habibie yang masih mereka
anggap sebagai regenerasi Orde Baru, dan menyatakan sikap
ketidakpercayaan terhadap anggota MPR/DPR RI yang masih berbau orde
baru. Selain itu mereka juga mendesak agar militer dibersihkan dari
kegiatan politik dan menentang dwifungsi ABRI. Sepanjang diadakannya
Sidang Istimewa itu masyarakat bergabung dengan mahasiswa setiap hari
melakukan demonstrasi ke jalan-jalan di Jakarta dan kota-kota besar
lainnya di Indonesia. Aksi mahasiswa
tersebut dihadang oleh pihak militer yang bersenjata api lengkap
dengan kendaraan lapis baja mereka. Usaha militer untuk membubarkan
mahasiswa telah mengakibatkan bentrok yang cukup hebat, usaha tersebut
diwarnai dengan beberapa tembakan senjata yang dilakukan oleh aparat
terhadap mahasiswa secara membabi buta guna membubarkan massa.
Peristiwa reformasi inilah yang kemudian menjadi catatan kelam negeri
ini, yang telah menumpahkan darah mereka-mereka yang ingin berjuang
untuk negeri. Yang juga menjadi titik pencerahan baru bagi perubahan
Indonesia di masa selanjutnya. Dimana kebebasan dalam menyampaikan
aspirasi dan kebebasan pers yang sebelumnya tidak dijumpai pada masa
orde baru kembali diperoleh oleh masyarakat di negeri ini. Namun, ada 1
agenda reformasi yang sampai sekarang belum bisa terwujudkan yaitu
pemberantasan korupsi yang hingga kini masih menjadi wabah berbahaya
bagi stabilitas negara.
Sekian dan Terima kasih :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar